Sebilah lidah
Bertubi-tubi menelanjangi
Menyayat berkali-kali
dari semua sudut jiwaku
Sejenakpun terasa ngilu
ketika kata-kata adalah senjata
untuk beribu kamuflase barisan warna
entah putih
entah hitam
entah abu-abu
entah untuk jawaban yang tak kutemu
Sebilah lidah menyayat, menusuk, merobek
Tetap tak kutemu
Dan terus sembunyinya adalah ancaman
Menyemburkan agitasi tanpa henti
Hingga hilang semua eksistensi diri
Kemana mencari jalan pulang
Untuk sebuah nama yang tak lagi jelas bentuk serta rupa
Sebilah lidah
Aku menunggu waktu menumpulkanmu
Batam, Juni 2009
Kamis, 04 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar