Sebenarnya aku kurang senang dengan pekerjaanku yang sekarang. Tapi ya bagaimana lagi ? Hanya ini pekerjaan yang aku dapat, setelah aku pontang-panting ngelamar kerja kesana-kemari. Lagi pula di kota besar ini, dengan status pendidikanku yang pas-pasan memang sulit kalau terlalu berharap untuk kerja kantoran. Yah tapi aku nikmati saja pekerjaanku yang sekarang, yang penting halal. Toh, hidup itu kan untuk dinikmati, bukan untuk ditangisi.
“ Hercules…………!” suara nyaring yang sedikit agak cempreng itu datang dari arah pintu depan.
Secepat kilat si Hercules yang sedari tadi berada dalam pelukanku meloncat dan berlari menghampiri suara yang memanggilnya itu. Sebenarnya aku sering iri dengan Hercules. Dia bisa dengan enaknya menjilati wajah cantik yang mulus itu. Dan kadang-kadang bermanja-manja dan bersandar pada dada bidang yang empuk itu. Tak jarang dia tertidur bila sudah begitu. Siapa yang tidak merasa nyaman berada pelukkan nyonya Cathy. Kalau diikutkan hati, akupun mau. Tapi nyatanya nyonya Cathy lebih merelakan tubuhya untuk dinikmati Hercules ketimbang aku. Dasar asu !!!
Bagaimanapun juga saat ini Hercules adalah sumber penghidupanku. Kalau saja nyonya Cathy tidak memelihara Hercules, mungkin aku masih jadi pengangguran. Tapi bukan karena Hercules aku bertahan bekerja menjadi seorang penjaga anjing. Aku hanya ingin lebih lama menikmati kecantikan nyonya Cathy.
Oh nyonya Cathy maafkanlah aku yang tidak tau diri ini. Yang dengan diam-diam telah jatuh cinta padamu. Begitu menggilai senyummu, mengagumi renyahnya tawamu, menjadi tak berdaya karena tatapan matamu, dan mencintai semua yang ada pada dirimu.
Aku bisa melihat kekosongan itu dimatamu, nyonya Cathy. Menjadi seorang janda muda yang hanya ditinggalkan dengan segala kemewahan memang tak mudah untuk dijalani. Aku juga tahu begitu inginnya kau menjadi seorang ibu. Yang melahirkan anak, menyusuinya dan mengasuhnya sampai ia dewasa. Tapi kenyataannya tuan Ron tidak sempat memberikan itu untukmu. Sehingga semua kekosongan itu hanya kau isi dengan berbelanja, arisan, bisnis, berlibur ke luar negeri atau ngelamun. Ah, andai saja aku bisa menjadi orang yang bisa mengusir kekosongan itu, nyonya Cathy. Sayangnya aku tak punya keberanian itu. Aku bahkan tak sanggup menatap matamu saat kau memerintahkan aku untuk mengajak Hercules berjalan-jalan. Atau sekedar melintas di depanku. Menghirup aroma parfummu yang sudah terasa pada jarak tujuh meter saja degup jantungku tidak bisa dikontrol. Mau copot rasanya.
Aku harus sadar dengan posisiku. Yang bisa aku lakukan sekarang adalah menjadi pekerja yang bersikap manis di depan majikannya. Bekerja dengan rajin dan ulet. Dan yang terpenting adalah merawat Hercules agar tetap sehat, biar dia tidak cepat mampus. Supaya aku bisa lebih lama bekerja di rumah nyonya Cathy.
Malam sudah larut, aku melihat dia ngelamun di tepi kolam renang. Sambil sesekali menciumi Hercules. Dadaku semakin tergetar melihat setiap lekuk tubuhnya yang dibalut dengan baju tidurnya yang transparan. Pemandangan yang sudah biasa. Aku suka, dan aku tak ingin melewatinya. Tapi kali ini ada yang tak biasa dari kebiasaannya yang satu ini. Aku melihat dia menagis. Lirih dan pedih. Dia berbicara pada Hercules. Seolah-olah menceritakan sesuatu pada anjing semata wayang itu. Sesuatu yang sepertinya sulit keluar dari mulutnya.
“ Hercules, kau tahu kalau aku begitu mencinatai Ron. Aku menikahi dia bukan karena aku tergila-gila pada semua kekayaan dan kemewahan yang dia miliki. Tapi aku benar-benar menciantai dia. Walau jarak usia kami dua puluh dua tahun, dan dia lebih pantas menjadi ayahku ketimbang menjadi suamiku. Aku juga mengerti kalau dia begitu sangat mencintai aku. Tapi aku tidak suka dipaksa. Dan aku tidak ingin terus menerus hidup dalam tekanan, walaupun dengan orang yang aku cintai. Aku masih ingin menikmati masa mudaku. Aku belum mau melihat badanku melar gara-gara melahirkan. Atau menghabiskan waktuku dengan menyusui anak, menidurkannya dan mengajaknya jalan-jalan. Hercules……., sungguh ! aku tidak bermaksud menggugurkan kandunganku. Malam itu benar-benar membuatku binggung. Ron tau kalau aku telah melakukan aborsi. Dia marah besar. Sampai-sampai dia tega menyiksa aku. Satu hal yang tidak pernah dilakukannya selama kami menikah.Aku menjadi semakin takut. Saat itu aku merasa, kalau dia bisa melakukan itu pada hari ini, mungkin besok juga dia akan berbuat seperti itu lagi. Besok malamnya, aku memasukkan racun kedalam minuman yang biasa dia minum, sebelum meminum obat. Aku pikir orang-orang tak akan ada yang curiga. Karena orang tua itu memang sudah waktunya untuk mati. Hercules, aku menceritakkan ini semua kepadamu karena aku yakin kau bisa dipercaya. Kau tidak akan menceritakkannya pada siapa-siapa bukan ? “, tanyanya pada Hercules sambil terus terisak-isak.
Aku Cuma bengong. Tiba-tiba saja aku merasa, wajah nyonya Cathy yang cantik itu berubah menjadi wajah nenek sihir yang menakutkan.
Sri Ruwanti
Dedicated to Ayien
“ Hercules…………!” suara nyaring yang sedikit agak cempreng itu datang dari arah pintu depan.
Secepat kilat si Hercules yang sedari tadi berada dalam pelukanku meloncat dan berlari menghampiri suara yang memanggilnya itu. Sebenarnya aku sering iri dengan Hercules. Dia bisa dengan enaknya menjilati wajah cantik yang mulus itu. Dan kadang-kadang bermanja-manja dan bersandar pada dada bidang yang empuk itu. Tak jarang dia tertidur bila sudah begitu. Siapa yang tidak merasa nyaman berada pelukkan nyonya Cathy. Kalau diikutkan hati, akupun mau. Tapi nyatanya nyonya Cathy lebih merelakan tubuhya untuk dinikmati Hercules ketimbang aku. Dasar asu !!!
Bagaimanapun juga saat ini Hercules adalah sumber penghidupanku. Kalau saja nyonya Cathy tidak memelihara Hercules, mungkin aku masih jadi pengangguran. Tapi bukan karena Hercules aku bertahan bekerja menjadi seorang penjaga anjing. Aku hanya ingin lebih lama menikmati kecantikan nyonya Cathy.
Oh nyonya Cathy maafkanlah aku yang tidak tau diri ini. Yang dengan diam-diam telah jatuh cinta padamu. Begitu menggilai senyummu, mengagumi renyahnya tawamu, menjadi tak berdaya karena tatapan matamu, dan mencintai semua yang ada pada dirimu.
Aku bisa melihat kekosongan itu dimatamu, nyonya Cathy. Menjadi seorang janda muda yang hanya ditinggalkan dengan segala kemewahan memang tak mudah untuk dijalani. Aku juga tahu begitu inginnya kau menjadi seorang ibu. Yang melahirkan anak, menyusuinya dan mengasuhnya sampai ia dewasa. Tapi kenyataannya tuan Ron tidak sempat memberikan itu untukmu. Sehingga semua kekosongan itu hanya kau isi dengan berbelanja, arisan, bisnis, berlibur ke luar negeri atau ngelamun. Ah, andai saja aku bisa menjadi orang yang bisa mengusir kekosongan itu, nyonya Cathy. Sayangnya aku tak punya keberanian itu. Aku bahkan tak sanggup menatap matamu saat kau memerintahkan aku untuk mengajak Hercules berjalan-jalan. Atau sekedar melintas di depanku. Menghirup aroma parfummu yang sudah terasa pada jarak tujuh meter saja degup jantungku tidak bisa dikontrol. Mau copot rasanya.
Aku harus sadar dengan posisiku. Yang bisa aku lakukan sekarang adalah menjadi pekerja yang bersikap manis di depan majikannya. Bekerja dengan rajin dan ulet. Dan yang terpenting adalah merawat Hercules agar tetap sehat, biar dia tidak cepat mampus. Supaya aku bisa lebih lama bekerja di rumah nyonya Cathy.
Malam sudah larut, aku melihat dia ngelamun di tepi kolam renang. Sambil sesekali menciumi Hercules. Dadaku semakin tergetar melihat setiap lekuk tubuhnya yang dibalut dengan baju tidurnya yang transparan. Pemandangan yang sudah biasa. Aku suka, dan aku tak ingin melewatinya. Tapi kali ini ada yang tak biasa dari kebiasaannya yang satu ini. Aku melihat dia menagis. Lirih dan pedih. Dia berbicara pada Hercules. Seolah-olah menceritakan sesuatu pada anjing semata wayang itu. Sesuatu yang sepertinya sulit keluar dari mulutnya.
“ Hercules, kau tahu kalau aku begitu mencinatai Ron. Aku menikahi dia bukan karena aku tergila-gila pada semua kekayaan dan kemewahan yang dia miliki. Tapi aku benar-benar menciantai dia. Walau jarak usia kami dua puluh dua tahun, dan dia lebih pantas menjadi ayahku ketimbang menjadi suamiku. Aku juga mengerti kalau dia begitu sangat mencintai aku. Tapi aku tidak suka dipaksa. Dan aku tidak ingin terus menerus hidup dalam tekanan, walaupun dengan orang yang aku cintai. Aku masih ingin menikmati masa mudaku. Aku belum mau melihat badanku melar gara-gara melahirkan. Atau menghabiskan waktuku dengan menyusui anak, menidurkannya dan mengajaknya jalan-jalan. Hercules……., sungguh ! aku tidak bermaksud menggugurkan kandunganku. Malam itu benar-benar membuatku binggung. Ron tau kalau aku telah melakukan aborsi. Dia marah besar. Sampai-sampai dia tega menyiksa aku. Satu hal yang tidak pernah dilakukannya selama kami menikah.Aku menjadi semakin takut. Saat itu aku merasa, kalau dia bisa melakukan itu pada hari ini, mungkin besok juga dia akan berbuat seperti itu lagi. Besok malamnya, aku memasukkan racun kedalam minuman yang biasa dia minum, sebelum meminum obat. Aku pikir orang-orang tak akan ada yang curiga. Karena orang tua itu memang sudah waktunya untuk mati. Hercules, aku menceritakkan ini semua kepadamu karena aku yakin kau bisa dipercaya. Kau tidak akan menceritakkannya pada siapa-siapa bukan ? “, tanyanya pada Hercules sambil terus terisak-isak.
Aku Cuma bengong. Tiba-tiba saja aku merasa, wajah nyonya Cathy yang cantik itu berubah menjadi wajah nenek sihir yang menakutkan.
Sri Ruwanti
Dedicated to Ayien
3 komentar:
kalo ketemu wanty pasti ingat deh, hehe..
wanty masih di jogjakah?
"Hercules, kau tahu kalau aku begitu mencintai Ron. Aku menikahi dia bukan karena aku tergila-gila pada semua kekayaan....."
Cieeeeeee.......
please deh ndiks....ini ditulis sebelum aku bertemu dengannya.suer...
Posting Komentar